24.11.14

Why Ternate? Why not?

Ngga sengaja ketika saya sedang mengerjakan beberapa script untuk keperluan shooting minggu depan, bola mata tertuju kepada sepatu hitam yang sudah buluk. Seketika terlintas di pikiran saya, “Hmm, sudah lama juga kaki ini ngga lagi menginjak tempat-tempat asing di luar sana.” Well, being a broadcaster is not easy at all. Banyak orang beranggapan bahwa kerja di stasiun televisi itu fancy banget. Tiap hari bisa ketemu dan chit-chat ringan bareng artis. Yeaaaahhh, that’s right, but what you see isn’t always what you get. Masih banyak ‘tantangan’ yang tidak terduga yang selalu memacu adrenalin kamu setiap hari, bahkan dua puluh empat jam selama seminggu! Tetot! Too much whinning, Dela. I think you need some day off. You deserve an escape! And here I am. Sudah membuka browser, browsing sana-sini, memanjakan mata dengan keindahan pantai, and ended up at www.traveloka.com. Well, ini adalah bentuk distraksi yang saya temukan setiap hari, tawaran tiket murah di Traveloka. Ngga hanya tiket pesawat, tapi hotel murah pun begitu menggoda untuk plesir barang sehari atau dua hari. Gemes!

Kira-kira liburan kemana, ya?

Pulau Ternate sudah lama nangkring dalam bucket list liburan saya. Why Ternate? Hmm, why not? Saya suka berpetualang ke tempat asing yang mempunyai struktur budaya bahkan bahasa yang berbeda. Saya pernah menikmati perjalanan histori di Banda Aceh, mengunjungi sebuah kapal seberat 2600 ton yang terseret badai Tsunami ke tengah kota yang membuat saya merinding. Selain itu, berdiri di nol kilometer Indonesia yang terletak di Sabang, yang tempatnya hanya beberapa langkah dari samudera lepas. That kind of journey makes me thrilling. Saya ingin mempunyai liburan garis miring perjalanan hidup yang bermakna, oleh karena itu saya pilih Pulau Ternate, tempatnya sejarah awal Indonesia.


Source: Google
Seperti yang saya kutip dari Lonely Planet, “Ternate is gorgeous, swathed in jungle and wild clove trees.” Begitu mendengar kata Ternate, yang ada di bayangan saya adalah eksotisme Indonesia bagian Timur. Kota Ternate merupakan salah satu kota tertua di dunia, oleh karena itu tak heran jika Ternate mempunyai segudang kisah yang disuguhkan melalui bangunan tuanya. Sebut saja Benteng Tolukko. Benteng yang terletak di Kelurahan Sangadji, Ternate Utara ini merupakan benteng yang di bangun Portugis sebagai pertahanannya dalam menguasai cengkeh dari dominasi Bangsa Eropa. Katanya sih, kalau dilihat dari atas, bentuk benteng ini menyerupai kelamin pria. Wah, menarik! (lhoh?!)

Source: Google
Ada lagi tempat menarik di Ternate selain historical buildings. Yes, you can read my mind. The Legendary Gunung Gamalama. Setelah googling, ada kebiasaan menarik yang pengin banget saya lihat, namanya ritual Kololi Kie. Ritual yang diadakan setiap bulan April ini merupakan ritual yang kerap dilakukan masyarakat Ternate sambil memanjatkan doa untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan rakyat Ternate. Gunung Gamalam juga memiliki banyak nilai keramat. Banyak mitos yang beredar, misalnya kalau mau mendaki Gunung ini disarankan agar memiliki jumlah anggota yang genap. Wow, terkesan berbahaya sih. Tapi katanya pesona kecantikan Gunung ini lebih dari kecantikan Dian Sastro! Now I’m getting excited *gosok-gosok telapak tangan*

Source: Google


Satu lagi tempat yang ingin saya kunjungi ketika di Ternate. Yup, Pantai Sulamahada. Pantai Primadona kota Ternate ini mempunyai air super jernih dan bahkan jika ada perahu di atasnya, seolah-olah perahu tersebut melayang. Sambil menikmati kecenya pantai ini, saya juga ingin icip-icip kuliner khas Ternate yang terkenal dengan ikannya. Yang membuat saya penasaran adalah Gohu Ikan, yaitu sajian ikan tuna mentah dengan kucuran saus yang khas. Macem sashimi ala Ternate gitu lah! Menarik.. menarik.. *elap iler*

Pantai Sulamahada
Source: Google

Seolah-olah melayang
Source: Google
Pucuk dicinta ulampun tiba! Pas kepoin twitter Traveloka, eh ternyata mereka lagi ngadain kuis #TiketGratisTraveloka berhadiah 2 tiket PP Sriwijaya Air gretong kemana aja! Catet. KEMANA AJA! Saya langsung kepikiran untuk mengajak partner travelling saya sekaligus partner merantau aka kekasih hati (ceilah!) untuk mengekspor kota Ternate dan memaksanya mencoba sashimi ala Ternate. Dan berhubung saya bukan orang yang doyan banget belanja oleh-oleh, saya Cuma ingin pulang membawa foto nampak atas benteng Tolukko dan mencoba Donut Selfie dengan latar belakang eksotisme Ternate, seperti video yang saya ambil dari YouTube berikut ini.


Ahhh, menulisnya saja sudah membuat saya ngga karu-karuan senengnya. Semoga Traveloka dapat membantu saya mencoret Ternate dari bucket list. Now, get back to work, Dela! *sambil scroll-scroll tiket murah* *Teteup!*

28.10.14

Membentangkan Ego

Ledakan ini, saya tidak peduli.
Biarkan saya keluarkan egoisme dari kantong, membentangkannya lebar-lebar hingga kamu tak bisa melihat lagi saya yang sebenarnya.
Ketika saya sudah mau berlari tanpa melihat lagi sekitar, kamu menampar saya dengan sekumpulan memori yang disembunyikan dalam peti.

Ledakan ini, saya tidak peduli.
Biarkan kamu menilai saya berantakan, karena memang beginilah saya sekarang.
Silakan bermain dengan kata manis, saya tetap tidak peduli.

Menemukan Isi Bagasi

Jangan penuhi bagasimu dengan barang bekas yang tidak berguna, ketika ingin melakukan perjalanan jauh. Karena mereka hanya bisa memperlambat laju mobilmu.

Jangan bermain-main dengan saya, karena saya jauh lebih lihai daripada kamu.

18.9.14

#13 Gimana kalau lanjut saja?

Jadi ceritanya saya lagi ingin sekolah lagi. Hanya perkara hari ini abis shooting VT bersama para mahasiswa di UI. #DaDelaMahApa #AnaknyaImpulsifBanget

Secara ngga sadar, ketika lihat mahasiswa yang belajar di taman atau becanda sama temen-temen genk-nya di kantin fakultas jadi senyum-senyum sendiri. Ada banyak memori yang tiba-tiba terputar di dalam kepala. Ketika ospek. Ketika mengikuti mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum di hari pertama. Ketika berpindah-pindah tempat makan karena fakultas saya pada saat itu belum punya kantin (hingga akhirnya kantin FH yang bernama Law Cafe a ka LC dibuka dan menjadi tempat nongkrong tetap). Ketika berorganisasi di ALSA dan melakukan berbagai macam project. Ketika telat masuk kelas maupun sengaja ngga masuk karena ingin nyalon atau jalan-jalan. Ketika tiba-tiba kena cekal dan harus urus ini itu agar bisa ikut ujian. Ketika menyusun skripsi. Ketika sidang dan akhirnya mengurus gono gini untuk wisuda. 

Ah, padahal belum lama saya lulus. Baru tahun 2013 lalu. Tapi sudah rindu.

Memori yang muncul tersebut membuat saya ingin mengulangi masa-masa kuliah. Sehingga terpikirlah angan untuk kuliah lagi. Hehehe.. Sudah dibilang, keinginan saya itu sering muncul dari hal-hal yang sepele.

Tapi kemudian timbul pertanyaan. Apakah saya tetap mengambil jurusan yang sama seperti S1 sebelumnya, atau jurusan yang lain, bisnis atau management misalnya? Kalau orang terdekat saya sih pasti akan menyarankan untuk meneruskan jurusan saya sebelumnya, hukum. Mereka bilang, supaya lebih gampang jadi notaris lah, jaksa lah, pengacara lah, hakim lah, atau pns lah. Dan tentu saja hati saya bertolak belakang dengan hal tersebut. Iya.. jam kerja enak, penghasilan stabil, but Law is not my thing actually. 

Idealis sih boleh, tapi...

..harus realistis juga. Seringnya kita tidak bisa memilih sesuatu yang sudah bertolak belakang. Harus dikorbankan salah satu. Iya ngga, sih? Hmmm.. saya sih inginnya kestabilan hidup dan kepuasan batin bisa berjalan beriringan. Harusnya bisa, ya? 

Terlepas dari segala macam tetek bengek idealis dan realistis tersebut, sepertinya saya memang harus melanjutkan pendidikan saya ke S2. Mumpung masih mampu dan rautannya belum tumpul.

Who's with me?

17.9.14

#12 Tabungan Waktu untuk Rindu

Telan saja rindumu mentah-mentah.
Toh mau dalam keadaan apa saja, rindu akan datang kembali. Menghantui.
Pandai-pandailah menghitung waktu.
Agar setidaknya ketika rindu datang, kau punya cukup waktu untuk mengalihkannya.

16.9.14

#11 Quote of the Day

"Strength doesn't come from what you can do. It comes from overcoming the things you once thought you couldn't."
God knows what's better for you.

15.9.14

#10 Pindah

Hari ini saya pindah rumah. Sebenarnya tidak ingin, tapi harus.

Kenapa ya, di saat kita sudah nyaman dengan suasana rumah yang kita tempati, eh, disuruh pindah sama yang punya rumah. Iya, saya sudah tidak lagi di Sarah Sechan ketika lagi sayang banget dengan program ini. Emang sih kadang penuh drama dan tekanan, tapi bukankah akan selalu ada drama dan pressure dalam kehidupan ini? Ceilah.. Gitu amat.
Jadi ketika diumumkan bahwa saya harus pindah ke program lain, which is masih baru banget, rasanya patah hati campur deg-deg-an seperti kencan pertama. Patah hati karena dipaksa pindah dari zona nyaman saya. Deg-deg-an karena belum kebayang seperti apa program ini nantinya. Persis seperti kencan pertama, dengan orang yang benar-benar baru, yang sebelumnya belum pernah muncul di lingkaran pergaulan kita. Belum lagi beberapa faktor yang terdengar dari bisikan-bisikan tetangga. :p (Yes, I put that emoji because of some reason)

'Kanmaen nervousnyaa...

Yahhhh.. tapi mau gimana lagi?
Game is still on and I have to carry on.

Bae bae lo, Del.