Gadis bodoh itu tetap
duduk di pinggir jurang.
Entah apa yang
dilihatnya, yang jelas di seberang tempat ia duduk terdapat sebuah rumah.
Dia tak sedang
mengintai, ataupun mempersiapkan sesuatu.
Ia hanya diam, dengan
tatapan lekat tertuju pada rumah tersebut.
Aku pun tak tahu, apa
yang sedang ada dipikirannya.
Untuk apa ia
membuang-buang waktu, hanya duduk di tepi jurang, padahal banyak orang yang
mengajaknya pergi, beranjak dari tempat yang membosankan itu.
Tapi ia selalu
menggeleng. Menggeleng dan terus menggeleng, tidak melepas pandangannya dari
rumah.
Apa yang ia cari?
Hingga kuberanikan diri
untuk bertanya.
“Hey, sedang apa kau?”
“Aku? Sedang menikmati
sesuatu yang semesta berikan.”
“Kau tidak bosan?”
“Mengapa harus bosan?”
“Bukankah banyak yang
lebih menarik, ketimbang duduk disini?”
Gadis itu menatapku
sejenak kemudian tersenyum.
“Aku percaya, semesta
tidak sembarangan memberi aku kode-kodenya selama ini. Kata seseorang, aku
hanya perlu mempertebal kepekaanku. Aku tidak hanya duduk. Aku sedang
mempercayai apa yang aku lihat adalah baik.”
Dan aku semakin tidak
paham dengan jawaban yang keluar dari mulutnya.
“Jadi, kau tidak mau
ikut denganku? Rumah itu sebentar lagi akan berpenghuni lagi.”
“Tidak, terimakasih. Aku tau cepat atau lambat ia akan punya penghuni baru. Tapi aku
akan mengejar apa yang membuat aku nyaman.”
Kutinggalkan gadis itu,
yang masih tetap duduk di pinggir jurang.
Gadis bodoh,
mempercayai sesuatu yang tidak pasti.

3 komentar:
ceritanya kayaknya ada makna lain didalamnya, semacam perumpaan aku tebak? benar mbak ? :D
nikmati saja :)
im ejoyed :)
Posting Komentar