30.9.11

Big Bang Theory

layaknya Teori Big Bang.
meledak dahsyat. kemudian muncullah alam semesta.

aku.
meledak dahsyat. tapi tidak ada semesta.
hanya kepingan hati di keheningan malam.
yang mengharuskan aku begadang membersihkannya.

Big Bang!

19.9.11

Tahu apa saya tentang pernikahan?

kata orang, menikah itu seperti berjalan tanpa menoleh kemudian menebang satu pohon yang dirasa paling tinggi.

menurut saya, menikah artinya kamu menjadi anak yang paling sulung. karena kakakmu sudah membuat keluarga kecilnya sendiri.


~ 96 jam menuju pernikahan Helda Muthia.


18.9.11

Tentang Citra

jadi, namanya Citra.
karena dia hanyalah perempuan yang hidup dengan pencitraan.
istilahnya, nyitra sana, nyitra sini.
tapi lucunya, seluruh dunia tahu kalau dia cuma mencintrakan diri.
saya kemudian bertanya-tanya, apakah dia tidak capek, menggeliat kesana-kemari, di panggung sandiwara yang ia buat sendiri?
apakah dia tidak jenuh, mengenakan topeng putih tiap ia akan keluar rumah?
saya lemudian hanya bisa mengehela nafas.

Citra nan malang.
sebenarnya kamu cantik.
rambutmu hitam panjang. rapi dan wangi.
senyummu merekah dan renyah seperti kue semprong.
tapi mengapa harus kau tutup dengan topengmu itu, yang berwaran putih?

saya kemudian terkejut ketika kamu datang dengan apel beracun.
yang seketika bisa meremuk redamkan hati.
memecahkannya berkeping-keping.

apa salah saya?

saya kemudian menuliskan tanya pada air.

dan ternyata, sia-sia.

hey Citra, perempuan bertopeng putih.
katakan apa maumu, kuberi kau sekarung.

13.9.11

Senyuman itu.

aku masih ingat ketika senyum itu pertama kali muncul.
rasanya hangat. hingga di suam-suam kuku.
memamerkan deretan gigi besar tertata apik.
mungkin memang Tuhan sengaja memberinya gigi rapi untuk pamer.
memajang senyum yang tiada ampun.
yang membuat bunga-bunga di hati kembali mekar. merekah.

ya Tuhan.
malam ini aku jatuh cinta!
lagi!
untuk kesekian kali!

tiga belas bulan yang lalu, saat pertama disuguhi senyum itu, rasanya bunga di dalam hati ingin meledak.
bayangkan. bunga saja sampai bisa meledak.
dan sekarang, bulan ke tiga belas, aku masih bisa merasakan denyut nadi bunga-bunga di hatiku.
bergejolak. sangat bergejolak. apalagi jika di kedipkan oleh senyuman itu.
selama tiga belas bulan, aku jatuh cinta jutaan kali, pada senyuman itu, pemilik senyuman itu.

halo Sunshine.
aku tidak pernah bosan untuk merasa geli ketika bunga-bunga dalam hati terus bermekaran :)


12.9.11

Label

melabelkan sesuatu.

untuk apa?

label adalah sesuatu yang dipakai untuk menandai sesuatu. sebagai tanda bukti.
suatu tag yang menjelaskan tentang sesuatu yang, tentu saja, di tag.
lalu sebenarnya, apa fungsi memberi label?
mungkin.. untuk memilah-milah. mengelompokkan sesuatu.
ya itu tadi, sebagai tanda untuk membuktikan bahwa sesuatu itu berada di klasifikasi tertentu.
mungkin.. agar membuat semua menjadi lebih mudah.

mengapa saya jarang sekali memberi label pada tulisan saya?

saya menulis apapun yang ingin ditulis. tentang apapun.
kata orang, menulis, selain menggunakan jari-jarimu, juga harus dengan hati.
tapi bukan berarti apa yang ditulis sama dengan keadaan hati saya, kan?
saya bisa menulis tentang sesuatu yang tidak ada hubungannya dengan keadaan saya.
kalau saya mau, saya bisa.
tidak jarang Sunshine menanyakan apa maksud tulisan saya di blog, facebook atau twitter.
ada apa dengan saya, apakah ada sesuatu, dan saya hanya bisa tersenyum.
"Aku cuma ingin menulis seperti itu, dear.."
saya kerap mengerutkan dahi ketika orang-orang mengatakan apa yang saya tulis adalah curahan hati saya.
mungkin dulu, iya.
tapi sekarang, menurut saya, problematika hidup saya bukan untuk konsumsi publik.
artis aja bukan :p

kembali lagi ke topik 'melabelkan sesuatu'.
mengapa saya jarang memberikan label pada tulisan saya?

karena saya orangnya random. apa yang ada dipikiran, itu yang saya tuangkan.
tidak jarang apa yang saya tulis di paragraf pertama tidak cocok dengan paragraf selanjutnya.
tulisan saya random.
ditujukan untuk siap saja.
bisa bermakna apa saja.
tidak ada suatu kekhususan, tanda atau label.
karena saya tahu, satu tulisan mempunyai beribu makna pada beribu mata yang membacanya.

yah... lagi-lagi tidak ada korelasi dari tulisan yang satu dengan yang lain.
:)

Sesuatu

sesuatu itu.. adalah ketika ingin bilang 'aku mencintaimu', namun yang ada hanyalah 'cium tai lu'.

11.9.11

Pelangi

hidup tidak selamanya diterpa ujian.
ada beberapa yang bilang hidup sendiri adalah ujian, menurut saya, mereka hanya segelintir orang yang tidak bisa menikmati hidup.

memang, ketika kita diterjang badai, baik indera penglihatan maupun pendengaran tampak kabur.
semuanya menjadi tidak jelas.
harus pintar-pintar mencari jalan saja, sih.
apakah harus ke kanan, ke kiri, atau lurus saja.
tidak jarang mereka-mereka si pencari jalan ini, malah berjalan ke arah yang sebaliknya.

setelah badai, pasti akan muncul pelangi.

kalimat itu membuat saya yakin bahwa saya percaya pasti ada jalan.
saya tidak bilang mereka berjalan di arah yang salah. tapi ke arah sebaliknya.
karena "Banyak jalan menuju Roma" itu benar-benar ada.
mungkin saja kalian belok kiri dulu sebelum nantinya ke arah yang dituju.
semua arah bisa mencapai tujuanmu.
tinggal kamu mampu tidak untuk menanggung resikonya. lebih capek atau berat misalnya.

pelangi itu pasti datang, kawan.
hanya kau saja, sabar menunggu atau tidak.