berada di kamar oranye-ku
mengetik tuts-tuts hitam pada silverku
semacam memenuhi otak dan ingin tumpah
tumpah ruah membanjiri tuts hitam yang sedang aku mainkan
tapi aku bukanlah orang yang rapi
aku malas sekali membereskan yang-ingin-tumpahruah-ini
menjadi paragraf apik
"jangan dipaksa sayang, sesuatu yang dipaksakan itu tidaklah baik"
katamu sambil mengusap-usap rambutku
aku hanya menggerutu dalam hati
aku ini sudah lama tidak makan kue semprit, dan aku menginginkannya sekarang
jawabku padamu melalui hati
yang-ingin-tumpahruah-ini begitu berantakan
dan aku lupa menaruh sapuku dimana
dan lagi, aku ingin makan kue semprit
inilah aku
di kamar oranye
lagi-lagi, isinya semrawut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar