8.2.11

Tahun Depan

bersyukur atas malam hitam,
bintang malu-malu,
dan hawa dingin yang menyeruak kasar.
memori di kota mendoan seraya terlukis di jajaran langit kelam
entah berapa puluh kesal dan sesal yang diucapkan kemarin
entah berapa puluh sesak memadati hati
entah berapa ratapan yang meniduri dipan pikiran.
tapi semua itu takdir Tuhan
meski kaki ingin berlari, jika Tuhan mengikatmu dengan tali,
terseok hasilnya.

meja hijau, dan deretan nama hijau.
inginku tahun depan, menjajarkan dua kebanggaan pada airlangga.

Tidak ada komentar: