23.11.11

Obat Penenang

ini obat penenang yang dua puluh satu.
belum genap sebulan aku menempati rumah ini, dan sekarang sudah pil ke dua puluh satu yang ku telan.
bagaimana bisa, aku yang memilih sendiri rumah ini, menata ruang tamunya, mengecat dapur dengan cat turqoise, dan bahkan mendekor ulang taman kecil di teras belakang, merasa tidak lagi aman?
setiap malam datang, atap kamarku seakan ingin mencengkramku! jendela ruang tamu berteriak kencang sekali. dan pintu-pintu menatapku dengan sangat mengerikan. aku hanya bisa meringkuk di pojok kamar dengan berjubah selimut. menutupi semua pandanganku dari rumahku yang sedang berubah menjadi monster.
entah harus berapa kali aku menangis ketakutan, dan entah berapa kali aku meminum obat penenang. entah berapa kali, nafasku tersengal-sengal.
anehnya, hanya setiap malam saja mendadak rumah ini menjadi sedingin es. tidak ketika pagi atau siang. aku mencintainya saat pagi mulai menyeruak melalui jendela rumah. hangat dan indah. seperti bunga seruni yang bermekaran. aku juga mencintainya ketika siang. rumah ini membuatku nyaman duduk di teras. minum teh dan menari bersama John Legend. aku suka aku cinta.
namun ketakutanku menjalar hingga ubun-ubun ketika senja datang. dan satu-satunya dipikiranku adalah obat penenang.

apakah aku harus memberanikan diri keluar rumah, kemudian menjual dan mencari rumah baru?
atau haruskah aku mencintainya secara penuh, saat pagi, siang, ataupun malam, dengan bertemankan pil penenang, yang aku sendiri tidak tahu, apakah itu akan menenangkanku, atau malah membunuhku?

Tidak ada komentar: