Aku cuma selembar kertas.
Sudah lungset.
Kusut, malah hampir robek.
Aku tak sembarang memilih pena.
Meski kumuh, aku bisa sombong.
Aku punya hak meninggikan standar pena.
Dari KW 1 ke original.
Agar, saat pena menyetubuhiku, aku tak kesakitan.
Tapi, hati-hati.
Meski sekarang aku sudah mengantongi pena dengan tinta emas.
Ia tak bisa sembarang menjamahku.
Jangan sampai aku bolong.
Untuk kesekian kalinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar